Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

HIKMAH BERANTAKAN

Gambar
Pinjam gambar dari Pixabay Siapa yang masih punya balita? Rapi rumahnya bu...? Jawaban kapal pecah pasti ramai ya,  tidak perlu sampai di riset. Para ibu yang mengerti dan memahami tingkah bocah imut dan menggemaskan ini pasti faham,  mereka banyak sabar,  banyak tawakal dan luar biasanya mereka enjoy dengan berantakan disana disini,  di hampir semua sudut rumah. Merepet? Ngomel?  Seberusaha mungkin ini gaya dikurangi,  mending gaya bebas dan maksimal,  ajak anak main,  katanya kotor itu baik. #koqiklan. Berantakan di rumah belum seberapa  Saya mengacungkan dua jempol buat ibu-ibu super nan bahagia dengan buah hati mereka,  kalau boleh sepuluh jempol, karena jempol tangan cuma dua, mau menambah pakai kaki kurang sopan. #benerkan. Ibu-ibu zaman now memang tulang kawat otot besi, jagoan dimana saja berada. Di rumah sudah pasti,  di pasar apalagi,  di mall jangan tanya,  di jalanan wow pakai banget. Sambil kerja enjoy saja sepertinya anak ikutan ngisi daftar catatan pes

REGENERASI SEKOLAH DASAR

Banyak ibu yang siap menghantarkan anaknya ke sekolah. Kondisi bagaimana pun sanggup ditempuh agar anak bisa berangkat ke sekolah. Kalau panas mah biasa banget,  karena hujan deras menghadang pun bisa dilalui sekalipun campur dengan sambar geledek. Para perempuan selalu jagoan dan terdepan di jalanan,  kata suami. Asal sudah bisa naik motor, maju terus, aturan belakangan,  kalau disenggol sedikit saja, bisa kacau,  kalau sudah nabrak,  sedihnya minta ampun, mana ada yang tega melawan ibu-ibu,  memang kita lahir dari cowok. Begitu pendapat beberapa orang yang saya tau. Soal berapa jumlah kocek yang keluar untuk antar jemput sekolah anak itu tergantung,  tapi rata-rata ibu nalurinya tajam,  selalu faham bagaimana bisa irit,  murah dan aman,  ini salah satu keahlian para emak-emak yang tidak bisa di pungkiri. Ketika sekolah bernilai sangat sakral,  sampai-sampai para kalangan menengah atas rela merogoh tabungannya jutaan rupiah,  dan saya pernah terperangah, dengar dari atasan saya dul

MALAS ITU GA BAIK

Awalnya mikir bagaimana anak suka dengan aktifitas sholat. Dari mulai abang mikirnya itu lama,  sehari bisa bolak balik solat lagi solat lagi,  dan sedapnya lagi,  rakaatnya beda2, katanya mau dua az biar enak. Ini anak usia 5 tahun lebih 5 bulan, mau solat kalo moodnya bagus. Jadi menciptakan mood yang ajib jadi PR umminya. Nemu logika solat itu harus masih belum kelar. apa dia mencintai aktifitas ini? Ya,  pasti. Zaid ciptaan Allah,  pasti mencintai penciptanya karena seluruh diri berisi ruhnya masih sangat polos, jauh dari disebut sesat. Saya dan zaid pernah terbangun bersama jam 3.30 pagi, Zaid ikutan wudhu, tahajud, kami ngobrol dan mengulang surat al-fatihah, sampai jelang subuh kami jamaahan lagi. Lanjut cerita lagi, dengerin murottal juga,  mengulang2 doa harian,  sampai matahari terbit,  kami lari, sungguh aktifitas sehat seorang muslim. Bagaimana kalau magrib sekalipun manyun solat masih enak,  bagaimana kalo ashar,  lagi main,  dipanggil azhan, keki dan kalap, mikir betu
Dan Ai sungguh menggemaskan Usianya 2,6 tahun. Namanya sungguh benar-benar Lazuardhi, birunya sungguh indah. Menggoda untuk digemesin dan senyumnya yang renyah menjadikan rupanya sulit benar-benar bisa dihindari. Semua orang memandangnya lucu,  ya...bund,  bukan kepedean,  tetapi begitulah kenyataan manis ini. Tingkahnya yang diluar dugaan,  bicara dan nyanyiannya yang kadang membuat bising telinga, tapi juga dirindukan. Rambutnya yang gondrong dan keriting,  bibirnya yang suka maju mundur cantik,  pipi tembem dan satu lagi,  alisnya rame,  melengkapi keimutannya sebagai anak laki-laki bungsu favorit keluarga besar. Tapi,  jangan keburu melihatnya penuh pesona,  kalau tau aslinya juga,  kemauannya yang keras dan sulitnya diajak kompromi, bisa bikin sekampung bising. Dia bisa ngotot abis,  berteriak dan masyaAllah sok taunya gede banget. Kami berdua sering beradu pandang,  saling memaknai,  dan ujung-ujungnya bungsu ini menggunakan senjata mutakhirnya,  menangis. Ya... mendapatk
Manfaat Bermain Play Dough
Kalau sering misscomunications Komunikasi bukan hanya menyoal bagaimana pesan bisa tersampaikan,  merancang ide dan gagasan agar tersalurkan dengan baik,  kemudian sampai pada siapa yang menjadi lawan bicara. Jauh lebih penting komunikasi itu bicara tentang bagaimana lawan bicara mengerti dan memahami pesan sesuai yang diharapkan. Jika berkomunikasi secara tidak langsung bertatap muka,  via voice,  gunakan nada rendah, tenang dan tidak tergesa-gesa. Kalau anda bukan orang yang senang ngobrol, sedang marah dan tidak bisa tenang,  jangan angkat telp, tarik nafas dan tulis saja pesan singkat. Jika terpaksa, gunakan waktu sebaik mungkin untuk menyampaikan pesan sesingkat dan sepadat mungkin,  karena jika terlalu lama bicara bisa jadi nada suara anda tidak enak didengar. Ingat,  anda dikenali melalui nada bicara,  lawan bicara mampu mengenali suara gaduh dalam pikiran dan perasaan anda. Namun bila anda senang bicara,  hati-hati banyak sekali orang yang telinganya mudah panas.  Atau anda

menjadi ibu itu...

Menikah di usia tidak muda, tidak juga terlalu tua, pas (dalam versi saya) dan memilih meninggalkan pekerjaan sebagai staf akademik di sebuah sekolah tinggi di kota Medan,  adalah keputusan penting dalam hidup saya. Keputusan yang melahirkan begitu banyak hal baru dan menguras energi yang tidak sedikit.  Mulai dari isu yang jumlahnya kian menggendut setiap hari seputar "koq nikah buru-buru?", atau "suaminya batak masuk islam kali", atau "sarjana koq milih nganggur", sampai kini saya menjadi ibu tiga balita, laki-laki semua,  yang usianya "susun paku" istilah untuk jarak usia anak yang rapat-rapat,  bahkan sampai tema cibiran sehari-hari yang katanya mirip babu.  "Zaman dulu az yu yang model kayak kau ni,  ga pake KB". Ini kalimat paling rame sampai ke telinga saya. "Nambah umat bu,  seenggaknya saya bisa memenuhi kebahagiaan Rasulullah yang menyukai keluarga yang beranak banyak." Itu jawaban sederhana saya karena repot k