Sejarah Sabun Ummuzaid

Sejarah Kelahiran Sabun Buatan Tangan Ummuzaid.

Saya adalah ibu tiga putra yang memiliki masalah kulit sensitif sejak kecil. Dari dulu, saya harus berlangganan berbagai obat untuk menyembuhkan masalah kulit dan alergi, serta mengantri ke dokter kulit, setiap kali masalah kulit saya muncul dan menggangu.

Agak repot memang dengan masalah ini, karena selain alergi makanan dengan protein tinggi, makanan olahan dan vetsin, saya juga alergi terhadap cuaca. Kondisi udara yang panas meyebabkan kulit saya kemerahan bahkan sampai berair. Kalau kondisi dingin, kulit saya menebal (biduran) juga gatal.Kalau digigit nyamuk, gatalnya bisa berhari-hari. Kalau ada bekas luka bisa lama sekali hilang. Kulit saya juga mudah terluka dan terkelupas. Dokter bilang saya memiliki kulit permukaan yang tipis.

Menjelang SMA, saya juga bermasalah dengan kulit yang sulit beradaptasi dengan produk perawatan kulit. Penggunaan sabun mandi, handbody, sampai kosmetik, membuat saya kesulitan dalam memilih mana yang tepat. Kulit saya lamban menyesuaikan diri dengan produk-produk kecantikan dan perawatan tubuh. Bahan yang terkandung dalam produk-produk yang beredar di pasaran membuat saya harus extra ketat memilih mana yang cocok dengan kulit saya. Kadang-kadang yang sudah terbeli pun tidak lantas cocok dan bisa bertahan lama untuk kulit saya.

Hal inilah yang membuat saya malas dalam merawat wajah dan tubuh dengan produk-produk yang bagi banyak orang-orang sangat mudah dan aman. Wajah yang terlalu sering breakout akibat minim pengetahuan, terlalu sering salah dalam membeli produk, membuat saya lebih sering mengabaikan banyak hal untuk urusan rawat merawat kulit. Dampak kulit yang dibiarkan tanpa mendapatkan support dari produk-produk kecantikan dan perawatan tubuh, jauh lebih baik ketimbang saya menggunakannya. Namun, yang menjadi masalah kulit yang dibiarkan tanpa perawatan menjadi mudah kering dan kusam.

Lalu, sampailah pada suatu awal perubahan dalam hidup saya. Sekitar tahun 2018, saya mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan pembuatan sabun alami. Narasumbernya adalah ustadz yang baru saja saya kenal saat mengikuti kajian parenting. Ternyata, beliau adalah seorang herbalis yang memiliki kemampuan membuat natural handmade soap, yang kemudian menjadi jawaban atas masalah saya selama ini.

Dari pelatihan menjadi soapmaker tersebut, saya mendapat banyak sekali pelajaran tentang masalah kulit dan kandungan dalam produk sabun yang beredar di pasaran. Banyak terdapat zat aditif yang justru sebenarnya bukanlah komposisi sabun yang melalui proses saponifikasi.  Bahkan terdapat kandungan zat berbahaya jika digunakan dalam jangka panjang. Seperti sodium laureth and lauryl sulfate  dikenal dengan nama SLS, triclosan, juga paraben seperti pengawet dan pewarna, maupun pengental yang dipakai dalam sabun cair, Kebanyakan justru merusak kulit. Lalu kemudian saya juga mendapat banyak informasi tentang bahan-bahan alami yang sebenarnya bisa digunakan untuk menghindari bahan-bahan kimia sintetis yang banyak digunakan dalam industri sabun massal.

Melalui pelatihan tersebut, saya pun tergoda untuk memproduksi sendiri sabun yang cocok dan aman. Apalagi saya dan salah satu anak saya memiliki masalah kulit yang sama. Sehingga saya pikir, saya perlu meracik komposisi sabun yang dapat membantu kami dalam merawat kulit. Hampir setiap hari saya belajar meracik. Saya pun banyak mengkonsultasikan kepada ustadz yang kemudian menjadi guru kehidupan saya, tentang beragam topik seputar manfaat tanaman herbal bagi kulit manusia. Mana yang memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam merawat kulit, bagaimana memprosesnya agar bisa diraih manfaatnya, lalu bagaimana caranya agar dapat diracik bersama sabun.


Lalu saya pun mencoba meracik beragam manfaat dari nutrisi minyak bunga-bungaan dan buah, dan saya pun mencoba ke kulit saya sendiri, mencobanya banyak pada anak-anak saya dan suami, dan Alhamdulillah ternyata sabun tersebut sangat aman dan memberi manfaat yang baik. Kulit kami menjadi lebih lembab, tidak lagi mudah gatal, merah dan biduran dengan memakai sabun yang saya racik tersebut. Disamping tentunya saya mengubah gaya hidup selama ini yang ternyata banyak sekali dari pola makan kami yang salah, yang kemudian mengubah banyak hal dari struktur jaringan kulit kami.

Belajar pembuatan sabun handmade dan natural telah menjadi pintu awal saya belajar tentang kulit dan manfaat kekayaan alam yang berguna dalam menyehatkan dan menjaga kulit. Dari belajar pembuatan sabun, saya pun belajar gaya hidup sehat, pola makan yang sehat dan kecenderungan untuk memilah milih apa saja yang cocok dalam gaya hidup sehat tersebut. Tidak lagi sembarangan jajan dan cemilan yang memicu masalah kulit sensitif saya. Dari belajar pembuatan sabun itu juga, saya mulai menggali lebih jauh agar dapat membuat sabun cair, samphoo, pelembab, masker, serum, body butter, hingga lipbalm untuk saya dan keluarga.


Setelah puas dengan hasil buatan tangan sendiri dan keluarga saya juga merasakan manfaatnya, akhirnya di tahun 2019 saya beranikan diri memulai bisnis sabun batangan, hingga membuka orderan untuk para penggemar sabun alami. Mulai dari sabun mandi, sabun wajah, sabun anak, detergen bubuk, hingga sabun cuci yang diolah dari minyak jelantah bekas bersama partner saya.


Berhasil mengembang sabun batangan, saya kemudian tekun menciptakan resep baru untuk meningkatkan formula bagi berbagai masalah kulit, seperti kulit berminyak, kulit berjerawat, kulit kering, flek dan noda, eczema, dan bagi masalah kulit sensitif lainnya.

Saya pun mengembangkan usaha bisnis sabun ini dengan membuat sabun jenis artisan soap. Saya bisa mengkombinasikan berbagai bahan alami, dari berbagai macam jenis buah, sayur, daun, biji-bijian dan bunga-bungaan, yang kemudian dapat menciptakan warna-warna yang menarik. Sabunya pun menjadi sangat bermanfaat bagi kesehatan dan perawatan kulit. Artisan soap memungkinkan saya membuat sabun tampak lebih indah dan menawan mata calon konsumen. Warna yang muncul serta dikombinasikan dalam berbagai motif membuat bisnis ini semakin berkembang.
 

Saya menikmati sekali perkembangan bisnis sabun ini. Biarpun saya harus rela berkorban banyak waktu dan tenaga, karena harus menjalaninya bersamaan dengan tugas saya sebagai ibu dengan tiga putra yang homeschooler. Membuat sabun menjadi me-time dan healing yang membahagiakan hidup saya. Dari pembuatan sabun dan mengembangkan bisnis ini, saya bisa merasakan waktu dan hidup saya yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat juga lingkungan.


Bisnis sabun ini juga merupakan bagian dari tugas menjaga lingkungan. Prinsip plant based memungkinkan segalanya berjalan aman dan nyaman bagi lingkungan. Tidak ada limbah berbahaya yang bisa merusak habibat dan ekosistem di sekitar kita. Tidak ada sampah kemasan yang kemudian menjadi sangat sulit untuk diuraikan. Saluran pembuangan di rumah-rumah konsumen juga aman jika menggunakan sabun berbahan alami.
 

Bisnis natural soap memberikan satu efek besar dalam kehidupan kita. Bagaimana kekayaan alam dapat kembali ke alam. Saya pikir sustainable environment merupakan isu penting yang mesti kita jawab lewat tindakan. Dan melalui bisnis ini saya merasakan turut membantu para pecinta lingkungan dalam menjaga kekayaan alam dunia. Sebagai manusia saya turut menjaga amanah menjaga kelestarian lingkungan yang kini sudah banyak tercemar oleh limbah industri sabun dan kemasan yang sangat sulit terurai.


So, dari sabun akhirnya bisa sampai kemana-mana ya… Ajib. MasyaAllah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Seperti yang Kamu Pikir

Sabun Cuci Muka Berjerawat

Sabun Ummuzaid