Kulit Sehat tanpa Tersesat
Banyak informasi yang tersebar di media sosial tentang peran oil dalam membersihkan kulit yang menurut saya nggak tepat banget.
Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya, banyak yang menyesatkan orang2, hingga membuat mereka terjebak ke dalam lingkaran kebergantungan tanpa sadar.
Kulit kita ini diciptakan Allah memang memproduksi minyak (sebum) untuk menjaga kelembaban, artinya punya hubungan dengan minyak. Diciptakan Allah juga ada microbiomanya, yang walaupun terkesan ngerih, tapi keuntungannya banyak saat bekerja sama dengan sebum. Jangan salah kaprah memandang microbioma pada kulit dan gigi kita.
Mereka ini hanya butuh pH kulit yang seimbang agar kinerjaanya maksimal menjaga skin barrier kita. Sehingga saat muncul satu dua jerawat kita tidak perlu cemas, tidak perlu kuatir, karena akan sembuh dengan sendirinya asal makanan sehat pun terus kita jaga.
Facial oil, oil cleansing, atau facial wash berbahan minyak seperti genre natural soap sekalipun itu tidak mengganggu pH kulit. Justru bekerjasama dan bahkan komprominya bagus.
Namun, kenyataannya banyak metode membersihkan kulit yang disebar di media sosial oleh berbagai pihak baik orang perorang maupun perusahaan, agar tidak membersihkan wajah dengan cleanser berbahan oil.
Halo.... saya mau membangunkan skinhealth lover semua...
Kebanyakan orang membersihkan wajah dengan menggunakan produk berbahan sintetis, yang notabene bikin kulit amat sangat bersih sampai semua microbioma lenyap.
Apa ini namanya? Merusak fitrah.
Facial wash maupun facial soap yang notabene bukan sabun, bukan oil, dan malah bukan berasal dari hasil saponifikasi alami yang secara pontan menghasilkan gliserin, bukanlah produk yang mendukung fotrah kulit, sehingga tidak memiliki unsur moist sehingga menggunakan produk lain untuk membuatnya tetap lembab.
Ini menjebak kondisi kulit pada lingkaran yang tidak beres.
Etanol (alkohol) mungkin benar mengusir minyak berlebih di kulit. Mungkin benar paraben akan menahan bakteri muncul pada produk sehingga aman bagi kulit. Namun pH kulit dan microbioma akan terganggu aktivitasnya kulit dibersihkan dengan cara metode ini.
Alhasil setelah dibersihkan akan semakin berminyak lagi (mungkin akan berlebih dari sebelumnya). Microbiomanya hilang, licin seperti lantai rumah, keset hingga kaku, sehingga pH kulit jadi terganggu yang memunculkan muncul jerawat. Lalu nanti dibersihkan lagi, berminyak lagi, jerawatan lagi, bersihkan lagi, begitu terus sampai....
(pikirin deh sampai kapan?)
Begitu usianya menuju kepala 4, apa yang terjadi? Kebutuhan akan kulit semakin bertambah. Bahkan kebutuhan akan antiaging meningkat, apalagi asupan makanan gak dijaga dengan baik. Kulit nampak kemudian kendur, tidak lagi kenyal dan elastik, muncul flek, dll.
Lama-lama kita butuh suplemen, butuh perawatan, make up, serangkaian skincare, ke dokter, butuh ini itu supaya tetap terlihat cantik.
Apa yang terjadi dengan intergritas hidup?
Terganggu pastinya karena hidup akhirnya bergantung pada satu dimensi yang melelahkan.
How do you feel about that?
Tidakkah kita lebih nyaman dan memilih santai saja dalam urusan kulit?
Saat biayanya minim, tidak repot, tidak ribet, tapi kulit tetap sehat, dan waktu kita lebih banyak untuk urusan yang lebih membutuhkan perhatian penting.
Mana yang kita pilih?
Think!
#ummuzaid
Komentar
Posting Komentar