Bikin Sabun Yuk...

Efek pelatihan bikin sabun mandi dan sabun susu buat wajah, kualitas bagus harga super terjangkau.



-------------------
Bismillah...

Suatu hari dalam sebuah pelatihan membuat sabun yang luar biasa, saya menemukan banyak sekali koreksi dalam gaya hidup saya selama ini. Terutama dalam soal bersuci. Hingga akhirnya saya putuskan untuk menyarikan pikiran saya yang mumet sejak sampai di rumahk setelah kembali dari pelatihan.

Kenapa?

Banyak asbabnya, salah satunya adalah proses bikin sabun buatan tangan sendiri yang musti menunggu suami membelikan timbangan digital dan termometer suhu untuk mengukur proses pelarutan alkali hingga tepat dicampurkan ke bahan2 pembuaran sabun.

Dan....

Satu hal yang mengusik pikiran sekali.
Tentang bersih itu tidak sama dengan suci.

Menurut syariat Islam, thaharoh adalah bersih dan suci dari kotoran. Berarti bersih dan suci itu punya defenisi yang berbeda meski memiliki kemiripan, tapi jelas secara spesifik bersih dan suci itu memang berbeda.

Pendeknya, bersih itu tidaklah cukup ketika seorang muslim hendak beribadah, sholat contohnya. Agar ibadah itu sah dan tidak batal, maka musti dilengkapi dengan suci. Sebab dalam istilah fiqih, thaharah adalah menghilangkan hadast atau sesuatu yang berkaitan dengan badan yang dapat menghalangi sahnya shalat dan ibadah-ibadah lainnya yang serupa, dan melenyapkan najis yang terdapat di badan, pakaian atau ditempat shalat.

Lalu apa itu bersih?
Menurut KBBI, bersih itu adalah bebas dari kotoran. Bersih merupakan kata sifat yang menunjukkan keadaan bebas dari kotoran. Dalam ilmu fiqh, bersih berarti terbebasnya manusia atau suatu barang dari kotoran. Dimana kotoran merupakan sesuatu yang tidak bersih. Bisa jadi adanya unsur jijik, adanya sampah atau yang lain. Dan untuk membersihkannya bisa dilakukan dengan membasuh, mengelap, menggosok, atau meniupkan angin agar kotoran itu hilang.

Hal ini berbeda dengan suci.

Lantas apa itu suci?
Masih menurut KBBI, suci itu bersih; (dalam arti keagamaan seperti tidak kena najis). Suci dalam ajaran islam ialah terhindar dari najis dan hadast. Agar menjadi suci, seorang muslim harus mejalankan aturan berupa tata cara taharah (bersuci). Setelah bertaharah , baru kita dapat menjalankan ibadah-ibadah khusus, terutama sholat dan ibadah yang serupa dengannya.

Artinya, suci merupakan syarat sah seorang muslim untuk menjalankan ibadah khusus yang diperintahkan Allah, tanpa kesucian, maka ibadah itu menjadi tidak sah. Begitu sederhananya.

Lalu, dengan apa seorang muslim bersuci?
Bergurulah tentang bab thaharah, ya kan...
((( Jangan getok awaq ya 😁 )))

Singkatnya bisa dengan air, tanah atau debu. Tergantung aturan dalam bab thaharah itu sendiri. Jadi, jelas ya musti berguru dengan ahlinya dalam perkara ini.

Terooosss...
Maksudnya, yang mau saya ajak temen2 memikirkan hal lain dalam perkara bersuci ini adalah....

Apa alat bantu bersih2 mamak?
Apa alat bantu bersuci mamak?

Maksud saya bukan airnya, bukan gayung, bukan shower, bukan sponge, apalagi handuknya dan keran airnya. Bukan. Saya mau cakap pasal sabun. Sabun genk.. sabun dan kawan2nya.

Misal; sebelum sholat nih,
Mandi pakai sabun gak?
Keramas pakai sampho gak?
Cuci muka pakai facial wash gak?
Cuci pakaian solat, sak sajadahnya pakai detergen ke?

Ditambah lagi;
Cuci alat makan, alat masak, dan seperangkat alat2 pegangan mamak lainnya, pakai sabun juga gak?

Pernah terbayang kah dari mana asalnya alat tempur perbuihan yang kita pakai?

Siapa yang bikin? Siapa yang ngerjai? Siapa yang produksi? Apa bahan-bahan yang dipakai?

Kekira jolas gak soal makna kesucian tu sabun sesuai bab thaharahnya?
((((Nanti kajollll....))))

Semisalnyalah bukan orang islam, apa tahu dia pasal bab thaharah dalam Islam?
(((( peniiing ))))

Gimanalah jadinya sabun yang dipakai untuk bebersih dan bersuci ini jika tidak sesuai standar thaharah? Acemanalah jika tak ada dasar ilmu bersuci sesuai syariat islam dalam produk sabun tu? Ntah benajisnya airnya, ntah berhadaslah bahan2 bikin sabunnya, ntah bahan kimia yang dipakai justru merusak kesuciannya. (((( Tambah pening ))))

Terpikir mamak2 kah??

Saya terpikir sampai sulit tidur begini adalah, jika;

Selama menggunakan sabun yang tidak jelas kesuciannya, bagaimana status ibadah kita? Lalu status doa kita? Bukankah salah satu syarat diterimanya doa adalah menggunakan/mengkonsumsi yang halal. Allah Taala berfirman,

إنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (سورة المائدة: 27)

“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menyatakan bahwa doa tertolak bagi orang yang makan dan minum serta memakai barang yang haram. Disebutkan dalam hadits bahwa beliau menyebutkan seseorang yang sehabis menempuh safar, kusut dan dekil, lalu dia mengangkat kedua tangannya ke langit dan mengucapkan, ya rabbi ya rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan tumbuh dari barang haram, bagaimana doanya diterima?! (HR. Muslim, no. 1015)

Ibnu Qayyim berkata (saya copas dalam salah satu laman blog seorang ustazd) bahwa “Demikian pula memakan makanan haram, menghilangkan kekuatannya (kekuatan doa) dan melemahkannya.”

Kan ancur kali tesempat gegara sabun, rusak ibadah dan doa tertolak selama saya hidup ini?

Maka hasil belajar saya hari ini berakhir pada, "Yoookk... Bikin sabun pure homemade 100% herbal. Sehingga tahu dari hulu sampai hilir bahannya halal dan thoyyib, ndak merusak ibadah kita."
*Efek baru praktek bikin sabunnya norak ya sampe sok ngajak2 😁🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Seperti yang Kamu Pikir

Sabun Cuci Muka Berjerawat

Sabun Ummuzaid