Dari Memeluk Hingga Introspeksi




Ketika anak bertanya ttg temuannya dalam perilaku kita, acap kali mereka selalu menelisik agar bisa menirukannya kemudian hari. (Kalau pakai teori Watson sih katanya begitu. Tapi, sebenarnya  yang diajarkan nabi duluuuuuuuu banget udah ada yang melebihi teori doi).

Menurut saya, sesungguhnya apa yang kita kesankan pada anak adalah sebuah dasar pemicu tindak tanduknya dewasa nanti. Nah..  untuk menjadi dan meletakkan dasar picu ini orangtua musti berilmu kan? Gak bisa asal bonceng ilmu yutub tok, mesti berguru di dunia nyata biar gak menyalah pas nerima ilmunya.

Pemicu ini dalam Islam ini musti jolas, gak boleh kajol apalagi anjeli (Asik NJelimet sendiLi 😆).
Dasarnya begini, berikut kutipan yang bisa saya infokan dari hasil membaca, bertanya, berguru, googling and pake kuota.

Bismillah...
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda:
“Semua umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang enggan”.
Para Shahabat radhiallahu’anhum bertanya: Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam?
Beliau Shallallahu’alahi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menaatiku maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah yang enggan." (H.R Bukhari)
Hadits ini menunjukkan besarnya keutamaan dan tingginya kemuliaan orang yang selalu menaati perintah dan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam dalam semua ucapan dan perbuatan beliau Shallallahu’alahi Wasallam.

Ini dasarnya;
Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Jadi jelas ya dalam berniat dan berperilaku musti jelas berasal dari mana. Karena ini merupakan sebab utama meraih kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kedudukan mulia di sisi-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31).

Imam Ibnu Katsir berkata: “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (petunjuk) Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad Shallallahu’alahi Wasallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.

Jelas ya... Tindak tanduk ayah bunda a.k.a diri sendiri kemana arahnya!

Lalu pertanyaannya, bagaimana sebenarnya yang dilakukan Rasulullah ketika menunjukkan kasih sayangnya pada anaknya? Benarkah memeluk dan mencium?

Kisah yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda,

“Suatu malam telah lahir putraku dan aku menamainya dengan nama kakek moyangku, Ibrahim”. Kemudian beliau menyerahkannya kepada Ummu Saif, istri seorang pandai besi yang nama kunyahnya Abu Saif. Suatu hari, beliau mengunjungi Ibrahim dan kami pun menyertai beliau. Kami pun hampir tiba di rumah Abu Saif. Ketika itu, dia sedang meniup kir (alat pandai besi) sehingga penuhlah rumahnya dengan asap.
Lalu aku (Anas) berjalan lebih cepat untuk mendahului Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata, “Wahai Abu Saif, berhentilah meniup kir, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang.” Lalu dia pun berhenti. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta agar didatangkan kepadanya putra beliau. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekapnya, lalu berkata dengan apa yang Allah Ta’ala inginkan untuk beliau katakan.
Anas berkata, ‘Sungguh aku melihat Ibrahim berada di pelukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat dia meregang nyawanya. Kedua mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berlinang. Lalu beliau berucap, Sesungguhnya air mata telah berlinang dan hati pun sedih. Namun kami tidak mengucapkan kecuali ucapan yang diridhai Rabb kami. Demi Allah, wahai Ibrahim, sesungguhnya kami benar-benar sedih karenamu.” (HR. Muslim no. 2315)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/9892-parenting-islami-31-mencium-dan-memeluk-sang-anak.html

Rasulullah SAW begitu besar rasa kasih sayangnya terhadap anak-anak. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, ‘Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium’. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, ‘Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati’,” (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318).

Disinilah letak adanya teladan dari Rasulullah tentang mencium anak, jangan pikir mencium anak ini sembarangan asal sayang saja. Dan apakah memeluk dan mencium anak hanya bermanfaat untuk anaknya? Tidakkah dari menirukan apa yang Rasulullah kerjakan justru berdampak baik bagi masa depan si ortu kemudian?

Memeluk dan mencium anak ini jelas menjadi bagian dalam mengasuh dan mendidik anak. Konon katanya kebiasaan ini berdampak sangat baik bagi perkembangan anak. Apalagi jika diniatkan karena Allah insyaAllah nilai lulusnya bagus.

Cuma ni ya...

Dari sini, ada tergelitik hati sampai mikir begini, bahwa *apakah ketika sebagai orang tua yang sudah mengaku dan mengatakan bahwa Ia sangat menyayangi anaknya, sudah menunjukkan dirinya sebagai ummat Nabi yang mengikuti petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah?

Amboi... Selamatkanlah diri, usah sok lagak menyelamatkan anak sendiri. Perbaiki diri, usah sok memperbaiki anak orang pulak.

Begitulah kata hati berceloteh. (Jantungku mau copot ya Allah, tulisanku menampar diriku)

Nah... Syukur-syukur kalau positif yang ditemukan si anak pada kelakuan ayah bundanya, kemudian dikonfirmasi si anak langsung ke orangtuanya hingga jejak bisa diluruskan.
Lah... Bagaimana jika temuannya itu negatif? Lalu dia diam2 menirukannya? Amboi... tunggulah kelak dia bikin jantung payah tenang.

#ummuzaid
Stop, hentikan jarimu mak, praktekkan saja.

Komentar

  1. Bener banget kak.. pelukan memiliki sejuta manfaat untuk membangun bonding ortu dan anak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Seperti yang Kamu Pikir

Sabun Cuci Muka Berjerawat

Sabun Ummuzaid