Bukan Pundak Anak-Anak Kita

 Aku tidak mau membebani anak-anakku dengan sisa mimpi yang belum kuraih dulu. Begitupun ayahnya. Sama sekali tidak, atau ya mungkin belum. Atau kami memang tidak mengharapkan itu sama sekali terjadi.


Keadaan kami berdua sama, pernah ada dalam satu mimpi dan keinginan kuat, namun tidak terjadi dan kami mengalah. Biarpun kami begitu sangat menginginkannya.


Itu sebabnya sering kukatakan pada anak-anak, "Kalian boleh menyampaikan semua keinginan,  permintaan bahkan rencana. Tapi ingat, Ummi, abi dan kehidupan tidak dapat menuruti semua yang kalian harapkan, bahkan ketika kalian begitu susah payah berikhtiar. Semua yang sudah kalian upayakan, belum tentu benar-benar mewujudkan mimpi dan harapan kalian. Ingat itu ya, Nak. Tawakal itu sudah mengisi ujungnya. Pastikan kalian tidak melupakannya."


Kadang kala kita lupa bahwa sebagai generasi, yang mewarisi banyak hal dari kita, yang membuat pengorbanan kita begitu besar padanya, bukanlah mereka yang siap siap menanggung apa-apa yang melekat dari hari ini dan masa lalu kita. Kita memang ingin ada anak yang menjadi etalase keluarga, mengubah  drama pahit, menjadi anak terpandang, salih, mapan, unggul, sukses dan ya mereka tidak melarat. Akan tetapi, semua itu belum tentu keinginan mereka, dan itu tidak adil jika harus diletakkan di pundak anak yang memakai nama belakang ayahnya.


Bersyukurlah jika ada anak yang benar-benar berupaya memenuhi harapan-harapan yang pernah kita sampaikan. Mereka mungkin tahu itu bukan keinginan mereka bahkan bukanlah orang yang berkemampuan untuk mewujudkannya, namun mereka memilih bekerja keras untuk bisa memenuhi sisa mimpi orang tuanya. Mereka yang sanggup bilang, "mimpiku adalah mimpi ayahku, juga mimpi ibuku." 


Mereka menyayangi dengan cara berbeda. Kalian beruntung memiliki anak demikian. 


Bagi kalian yang tidak mendapati itu nanti, jangan bersedih, mereka punya cara lain untuk menghormati kalian, menyayangi orang yang mengasihinya sejak kecil. Dan itu artinya mereka menjadi diri mereka yang berbeda darimu. Sesuatu yang kalian tahu, mereka luar biasa dalam kaca mata lain. Mereka identik mengubah haluan, membuka babak sejarah dalam nasabnya. Legendaris dalam filosofi terobosan baru. Antik.😁 Jarang ada anak yang begitu.


Sebagai ancang-ancang, selagi mereka memiliki tujuan yang tidak menyeberangi syariat, tidak melanggar ketentuan dari apa yang terkandung dalam hukum Islam, hormatilah, dukunglah. Mereka itu tidak meminta yang berlebih dari apa yang kalian bisa berikan. Mereka hanya ingin kalian menghormatinya sebagaimana dia menghormati kalian.


Doakanlah!


#ummuzaid

#anakhomeschooling

#homeschooling

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Seperti yang Kamu Pikir

Sabun Cuci Muka Berjerawat

Sabun Ummuzaid